Hakim Distrik Mengatakan Korban Tidak Dapat Merampas Aset Bank Karena AS Belum Mengakui Taliban Sebagai Pemerintahan Yang Sah.
Seorang hakim Amerika Serikat telah memutuskan bahwa anggota keluarga korban serangan teroris 11 September 2001 tidak berhak atas dana dari bank sentral Afghanistan.
Dalam putusan hari Selasa, Hakim Distrik AS George Daniels mengatakan pemberian uang kepada keluarga yang disita dari Da Afghanistan Bank (DAB) memerlukan penilaian bahwa Taliban adalah pemerintah Afghanistan yang sah, keputusan yang “ditahan secara konstitusional” harus diambil.
“Kreditor keputusan berhak untuk mengumpulkan penilaian default mereka dan dibuat utuh untuk serangan teroris terburuk dalam sejarah bangsa kita, tetapi mereka tidak dapat melakukannya dengan dana bank sentral Afghanistan,” tulis Daniels.
“Taliban – bukan bekas Republik Islam Afghanistan atau rakyat Afghanistan – harus membayar tanggung jawab Taliban dalam serangan 9/11,” tambahnya.
Pada Februari 2022, pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengeluarkan perintah eksekutif kontroversial yang menyatakan bahwa mereka akan membagi $7 miliar aset yang dibekukan dari bank sentral Afghanistan antara rakyat Afghanistan dan keluarga korban 9/11 yang menuntut Taliban.
Sementara Taliban tidak terlibat langsung dalam serangan itu, pengacara keluarga berpendapat itu membantu memungkinkan al-Qaeda, yang melakukan serangan itu, dengan mengizinkan kelompok itu beroperasi di Afghanistan.
Bilal Askaryar, seorang aktivis Afghanistan-Amerika, mengatakan kepada Al Jazeera pada saat perintah itu dikeluarkan bahwa rakyat Afghanistan “tidak ada hubungannya dengan 9/11” dan menyebut keputusan itu sebagai “pencurian dana publik dari negara miskin”.
Putusan hari Selasa mendukung keputusan sebelumnya pada Agustus 2022, ketika Hakim Hakim AS Sarah Netburn juga merekomendasikan agar korban 9/11 tidak dapat mengambil uang tunai dari bank sentral Afghanistan untuk mematuhi putusan pengadilan terhadap Taliban.
Melakukan hal itu berarti mengakui Taliban sebagai penguasa sah Afghanistan, sesuatu yang menurut Netburn hanya bisa dilakukan oleh presiden AS.
Sejak Taliban menyingkirkan pemerintah AS dan mengambil alih kekuasaan pada Agustus 2021, pemerintahan Biden belum mengakui kelompok itu sebagai partai resmi yang berkuasa di negara itu.
Menanggapi putusan tersebut, Lee Wolosky, seorang pengacara untuk salah satu kelompok kreditur yang dikenal sebagai penggugat Havlish, menyebut kesimpulan tersebut “keputusan yang salah” dan mengatakan kelompok tersebut akan mengajukan banding.
“Keputusan ini mencabut hak lebih dari 10.000 anggota komunitas 9/11 untuk mengumpulkan kompensasi dari Taliban,” katanya.
Dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui SMS ke Al Jazeera pada hari Selasa, Arash Azizzada, salah satu pendiri Afghans For a Better Tomorrow yang berbasis di AS, menyambut baik keputusan tersebut.
“Keadilan tidak akan tercapai dengan merampok pundi-pundi orang yang menderita salah satu krisis kemanusiaan terburuk di planet ini,” katanya.