Jiangsu, Shandong, dan Hebei termasuk daerah yang paling rentan terhadap kenaikan permukaan air dan cuaca ekstrem.
China adalah rumah bagi lebih dari tiga perempat wilayah yang paling berisiko akibat perubahan iklim, dengan beberapa pusat manufaktur terpenting dunia terancam oleh cuaca ekstrem, menurut sebuah laporan baru.
Provinsi Jiangsu di China bagian timur dianggap sebagai kawasan yang paling rentan terhadap iklim di dunia, diikuti oleh Shandong, Hebei dan Henan, menurut laporan yang dirilis oleh spesialis risiko iklim XDI pada hari Senin.
Secara total, China adalah rumah bagi 16 dari 20 wilayah paling berisiko di dunia, menurut XDI.
“Kami sudah merasakan dampak signifikan dari peristiwa cuaca di seluruh dunia, dan itu akan terus meningkat,” kata CEO XDI Rohan Hamden kepada wartawan.
“Akhirnya, kami hanya ingin memastikan bahwa setiap keputusan investasi dibuat dengan cara yang tahan iklim.”
Setelah China, Amerika Serikat adalah rumah bagi daerah yang paling berisiko, menurut XDI.
Florida, peringkat 10 dunia, adalah negara bagian AS yang paling terancam, diikuti oleh California dan Texas.
Sembilan area di India juga masuk dalam 50 area berisiko teratas. Pusat ekonomi utama lainnya yang masuk dalam 100 teratas termasuk Buenos Aires di Argentina, Kota Ho Chi Minh di Vietnam, dan Jakarta di Indonesia.
Di Eropa, wilayah Lower Saxony Jerman dianggap paling rentan terhadap perubahan iklim. Wilayah Veneto Italia, yang meliputi kota Venesia, adalah wilayah paling berisiko keempat di Eropa.
Analisis XDI menilai 2.600 area di seluruh dunia dan memodelkan kerusakan dari tahun 1990 hingga 2050 berdasarkan skenario “pesimistis” dari kenaikan suhu global sebesar 3 derajat Celcius (5,4 derajat Fahrenheit) oleh Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) PBB.
Para peneliti mengatakan temuan tersebut menyoroti konsekuensi ekonomi potensial yang sangat besar dari perubahan iklim dan kebutuhan pemerintah untuk meningkatkan upaya mengurangi emisi karbon dan beradaptasi dengan peristiwa cuaca ekstrem.
“Orang yang ingin membangun pabrik, membangun rantai pasokan yang melibatkan negara bagian dan provinsi tersebut akan berpikir dua kali tentang keberadaan mereka,” kata Karl Mallon, kepala sains dan inovasi XDI.
Investor dapat menerapkan “harga risiko” ke wilayah yang rentan atau “mencoba mencari tempat yang lebih aman”, kata Mallon.
“Ada banyak hal yang perlu dilakukan untuk mengetahui wilayah mana di dunia yang berpotensi beradaptasi dan dipertahankan, dan mana yang kemungkinan akan menjadi wilayah yang kita lihat akan ditinggalkan seiring berjalannya waktu,” katanya.